Wednesday, 09 August 2023 11:34

BALAI LITBANG AGAMA SEMARANG DAN UIN GUS DUR GELAR EKSPOS PRODUK AKADEMIK & SEMINAR PENGUATAN MODERASI BERAGAMA

Written by

Kajen (8/8) - Dalam rangka menjawab tantangan untuk menciptakan harmonisasi beragama ditengah masyarakat Indonesia yang religius dan majemuk, Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang bekerjasama dengan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menyelenggarakan Ekspos Produk Akademik & Seminar Penguatan Moderasi Beragama dengan tema “Moderasi Beragama sebagai Modal Sosial Membangun Peradaban Bangsa”. Acara dilaksanakan selama 2 hari yaitu Selasa dan Rabu, 8 dan 9 Agustus 2023 bertempat di Gedung Fakultas Ushuluddin, Adab, & Dakwah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Diikuti ratusan sivitas akademika, mulai dari mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan acara pada hari pertama menghadirkan 3 narasumber dari berbagai bidang keilmuan, diantarnya Rektor UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan sekaligus Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan, Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag., Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Syamsul Ma`arif, M.Ag., dan Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Prof. Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag.

Dalam sambutanya Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag., selaku Plt. Sekretaris Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI menuturkan bahwa moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. “Moderasi beragama itu sangat penting karena perbedaan adalah sunnatullah, keanekaragaman adalah fitrah bangsa, pancasila adalah cermin nilai asli masyarakat, indonesia adalah bangsa dengan multi agama, dan agama-agama mengajarkan sikap toleran, menghargai keragaman dan hidup rukun damai”. Ujar Prof. Arskal.

Sementara dalam paparannya Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag., menyampaikan materi terkait kapasitas ASN Kemenag dalam penguatan moderasi beragama yang mencakup wawasan keagamaan, sikap diri, kecakapan, wawasan kebangsaan dan paham konteks persoalan kehidupan keagamaan. “ Ada 9 Nilai Utama Gus Dur yang patut kita jadikan tauladan, diantaranya meliputi ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesaktriaan, dan kearifan tradisi”. Tutur Prof. Zaenal.

Selain itu dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. Syamsul Ma`arif, M.Ag menyinggung masalah kemajemukan yang ada di Indonesia yang terdiri dari keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat, budaya dan perbedaan unsur-unsur kedaerahan. “Pluralitas ini bisa menjadi modal sosial dan kultural yang sangat tinggi nilainya. Maka dari itu harus memperkuat nilai moderasi dengan Nilai-nilai atau konsep moderasi ialah tawazun (berkeseimbangan),i’tidal (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi), musawah (egaliter), syura (musyawarah), islah (reformasi), auwliyah (mendahuluka prioritas), tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif). Pendidikan untuk Proyeksi Moderasi Beragama dengan memberikan Kurikulum Pendidikan dalam memahami islam secara komprehenshif sehingga terjadi keseimbangan dan harmonisasi”. Ungkap Prof. Syamsul.

Selanjutnya Prof. Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag. mengulas tentang Hidden Curriculum sebagai strategi transformasi norma, nilai dan sistem keyakinan pada lingkungan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan kemanusiaan yang damai, harmonis, sejahtera dan Bahagia. “Hidden curriculum memiliki fungsi penanaman karakter yang kuat sebagai pondasi bagi kemanusiaan untuk hidup bersama dalam kedamaian serta keamanan yang terbebas dari segala bentuk tindakan tak bermoral. Semua tindakan bersumber dari qolbun (hati)”. Papar Prof. Imam.

Reporter          : Nuzulul/Anik